Kehadiran Teknologi Internet Percepat Pemasukan Finansial dan Kewirausahaan Indonesia

Teknologi internet di tengah masyarakat tentunya membawa dampak besar bagi perekonomian bangsa. Bahkan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) juga berprediksi mengenai kehadiran internet yang akan berdampak pada pertumbuhan serta perkembangan pemasukan finansial dan gerakan kewirausahaan di Indonesia.

“Jelas, ini dampaknya besar sekali. Apalagi bila program perluasan infrastruktur telekomunikasi pemerintah dan swasta berjalan lancar sampai ke desa-desa,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan.

Menkop juga menuturkan bahwa persentasi masyarakat yang terjangkau layanan perbankan masih sangat kecil, yaitu 20% dari total populasi. Hal tersebut dijelaskan secara detil oleh Menteri, “Baru sekitar 64 juta yang punya rekening bank. Ini peluang usaha bagi perbankan tapi juga tantangan bagi pemerintah dan swasta. Namun dengan penetrasi internet yang semakin kuat, kita optimistis akan meningkatkan financial inclusion utamanya keuangan mikro,”

Peran serta internet akan mendorong gerakan kewirausahaan di masyarakat. Dengan semakin bertambahnya jumlah masyarakat yang terlayani perbankan atau lembaga keuangan lainnya melalui internet dan jaringan mobile banking, maka akan semakin mudah pelaku usaha mengakses pasar dan informasi peluang usaha.

Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari juga sependapat dengan perkiraan Menteri mengenai besarnya potensi keuangan mikro Indonesia di masa yang akan datang. Beliau sangat optimis bahwa peranan keuangan mikro dalam mendorong Produk Domestik Bruto (PDB), akan semakin signifikan untuk ke depannya.

“Pada 2011, PDB kita US$ mencapai US$ 845,70 miliar. Salah satu kontributor signifikan adalah dari pembiayaan mikro,” ungkap Choirul Djamhari.

Djamhari mengatakan, penetrasi keuangan mikro melalui unit kerja atau kantor, terutama perbankan, dapat dipastikan terus bertambah hingga pertengahan 2012, yakni sekitar 15.000 unit. Meskipun demikian, peningkatan unit kerja ini masih tidak cukup untuk melayani keuangan mikro bagi 240 juta penduduk Indonesia. “Oleh karena itu, kita harapkan teknologi elektronik perbankan (e-banking), internet banking dan mobile banking ini terus ditingkatkan. Supaya ini tidak menjadi gaya hidup saja di kelas menengah,” pungkasnya.

Penetrasi keuangan mikro pun diperkirakan akan mengalami kenaikan secara signifikan, karena didukung oleh pertumbuhan trafik data mobile smartphone yang tak kalah cepatnya. Trafik data mobile smartphone diperkirakan akan tumbuh sebanyak 238 kali dari 2011 sampai 2016. Rata-rata pertumbuhannya tiap tahun sebesar 199 persen, yang mencapai 44.452 terabyte per bulan pada 2016. Sedangkan jumlah smartphone akan tumbuh 6,5 kali lipat antara 2011 sampai 2016, yang mencapai 52 juta unit.

Tak hanya itu saja, jumlah gadget terkoneksi mobile ikut meningkat tajam. Salah satu contohnya adalah laptop yang terkoneksi mobile diperkirakan akan tumbuh lima kali lipat mencapai 19 juta unit pada tahun 2011 hingga 2016. Pertumbuhan signifikan lainnya ditemukan pada gadget tablet, yang saat ini tengah menjadi tren di masyarakat. Jumlah tablet yang terkoneksi mobile tumbuh 9,9 lipat sepanjang 2011, mencapai 0,1 juta unit. Jumlah tablet terkoneksi mobile pada 2016, akan tumbuh 25,9 lipat antara 2011 dan 2016, mencapai 2,2 juta unit. (Kompas, 17 Okt 2012)