Ketua Perbanas Sigit Pramono mengakui, bunga pinjaman pembiayaan UMKM saat ini cukup tinggi akibat, di antaranya, biaya operasional yang tinggi. Namun, bunga pinjaman dapat berpotensi turun jika ada semakin banyak yang memberikan fasilitas pinjaman serupa.
"Serahkan ke mekanisme pasar," ujar Sigit di sela-sela acara International Microfinance Conference di Yogyakarta, Senin (22/10/2012).
Sigit mengatakan, pemerintah dan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu melakukan campur tangan. Baik pemerintah dan OJK perlu fokus dan memberikan insentif program kepada bank-bank penyalur kredit UMKM.
Sebelumnya, pendiri SHED Filipina Ruben C. De Lara, pada "Pemberdayaan Rakyat Miskin keluar dari Kemiskinan sebagai Tanggung Jawab Bersama", mengatakan, lembaga keuangan pemberi pinjaman untuk pelaku UMKM cenderung fokus pada profit selama beberapa tahun ini. Padahal, lembaga keuangan tersebut seharusnya membantu para pelaku UMKM agar keluar dari belenggu kemiskinan.
Hal senada disampaikan Direktur Kredit BPR & UMKM Bank Indonesia Zainal Abidin secara terpisah. "Biarkan pemain microfinance bersaing. Sekarang (bank) yang berani belum banyak. Nanti biar nasabah yang memilih (bank) yang pelayanannya lebih baik dan bunga kompetitif," kata Zainal.
Zainal tak sepaham bahwa soal perlunya pengawasan dari pemerintah. Tanpa mengelaborasi, Zainal mengatakan, pengawasan membutuhkan biaya dan konsekuensi. (Kompas, 22 Okt 2012).