Tanggal 11 Oktober 2009 lalu, Komisi PSE Keuskupan Surabaya mengadakan pertemuan tim Credit Union (CU) Keuskupan di Wisma Kasih Yohanes di Puhsarang. Pertemuan ini menindaklanjuti pertemuan 8-9 Agustus di Wisma Unio, Nganjuk untuk menyiapkan bahan sosialisasi pelatihan CU di paroki-paroki. Tim CU Keuskupan merancang agenda sosialisasi per Vikep dan pelatihan. Sosialisasi dan pelatihan diutamakan bagi paroki yang belum ada CU atau ada namun bermasalah.
Program Komisi PSE untuk konsisten menjadikan CU sebagai gerakan sampai batas waktu tidak menentu. Komisi PSE mengaktifkan tim CU Keuskupan dan tim CU kevikepan untuk memberikan animasi dan sosialisasi. Diharapkan deapat memfasilitasi pelatihan-pelatihan seperti Pendidikan Dasar Manajemen Koperasi, khususnya tentang kredit macet, analisa kesehatan CU, memasarkan CU, mengembangkan aset dan membangun jaringan antar CU di Keuskupan Surabaya. Untuk itu, materi pendidikan yang akan dibahas yakni agenda sosialisasi koperasi kredit di Paroki (Bp. Ary Nugroho), audit internal memperkuat kemandirian CU dan membangun spiritualitas pengurus (Bp. A. Boyni), nilai jatidiri CU (Bp. RN. Bambang Gunadi), manajemen pelayanan anggota (Bp. Ign. Sunarman), manajemen keuangan pengurus dan pengawas (Bp. G. Dwi Santosa), laporan keuangan pengawas (Bp. Sunardi), service excellent (Bp. Jemingin), pola pelayanan pinjaman (Bp. Thomas Suharu) dan jaminan pinjaman (Bp. Sardiono).
Persoalan yang muncul dalam menjaring anggota dengan konsep members get members, pengurus atau pengawas tidak paham Tupoksi, CU tidak memiliki pola kebijakan tertulis, CU tidak memiliki manajemen, pendidikan anggota atau pengurus, rekoleksi pengurus, eksklusivitas, kerdit macet, anggota tidak aktif atau tidak tahu kewajiban, pengurus tidak konsisten menjalankan kewajiban atau tidak peduli, pola kebijakan tidak jelas, CU belum masuk jaringan Puskopdit, tertarik dengan CU tetapi berat memulai, trauma dengan kegagalan koperasi, belum sadar krisis ekonomi atau manfaat CU, tidak ada penggerak atau pionir, tidak ada dukungan dari pastor paroki atau DPP dan kegiatan jasa keuangan ada namun belum CU.
Menurut Ketua Komisi PSE Keuskupan Surabaya, Rm. A. Luluk Widyawan, Pr pertemuan para anggota tim tersebut untuk mengumpulkan bahan-bahan pendampingan dan pelatihan yang sudah disiapkan sebelumnya. Bahan-bahan tersebut disharingkan bersama, ditanggapi oleh seluruh anggota dan diberi tambahan seperlunya. Sehingga bahan tersebut menjadi penuh dan lengkap. Bahan yang terkumpul akan dikompilasi menjadi satu. Pada pertemuan berikutnya, pada bulan Desember, bahan yang sudah ada dikumpulkan akan ditanggapi oleh semua anggota tim sehingga setiap anggota tim memiliki kemampuan yang sepadan dalam menguasai bahan dan mampu menterjemahkan bahan tersebut pada saat menjadi fasilitator di vikep-vikep.
Pertemuan tersebut juga merancang jadwal sosialisasi gerakan CU yang akan diadakan di setiap vikep. Jadwal sosialisasi mulai bulan Maret 2010. Para fasilitator dibagi setiap vikep. Selain itu akan diadakan kesempatan evaluasi gerakan CU di Keuskupan Surabaya 3 bulan sesudahnya.
Dengan adanya tim CU dan sosialisasi CU disemua Vikep di Keuskupan Surabaya diharapkan terjadi pemberdayaan para aktivis gerakan CU, sehingga gerakan CU semakin digemakan dan CU menjadi pilihan dalam karya sosio-pastoral yang community based, bersifat pemberdayaan, bukan karitatif sebagaimana amanat Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005 bahwa CU merupakan alternatif mengatasi kemiskinan dengan mengutamakan pilihan menabung (Rm. GAS Andri Cahyono, peminat CU)